Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer
Diberdayakan oleh Blogger.

Statistik

Home » » Rahasia Perempuan Setengah Baya

Rahasia Perempuan Setengah Baya

Seandainya IIbam tahu bahwa Nadin masih mencintainya, seandainya. Tapi memang benar, cinta sering lenyap ditebas waktu. Adalah waktu, jawaban dari segala jawaban yang tak bisa terjawab. Jawaban dari segala pertanyaan dinamis yang menghadirkan pertanyaan baru. "Aku masih mencintaimu, Nadin. Aku siap merubah sikapku padamu, aku siap. Aku menyesal telah melakukan semua ini, aku menyesal!" "Aku sudah ikhlah Bam, aku memaafkanmu, semuanya sudah terlanjur. Tapi aku tidak bisa kembali padamu, lupakan, tinggalkan aku, tinggalkan kami!" "Tapi Din," Ibam meraih tangan Nadin dengan erat, sangat erat. "Stop, lepaskan Bam! Aku tidak bisa." Seketika Ibam berlutut bersimpuh, mencium kaki nadin yang basah. "Maafkan aku din, katakan padaku, apa yang harus aku perbuat untuk menebus kesalahanku." "Aku tak sanggup Bam, sudahlah, lepaskan, lupakan." Nadin menyergah tubuh sayu Ibam, pergi dengan jalan yang gontai, menyisakan puing-puing luka mendera. Dengan segera Ibam berlari mengejar langkah Nadin, ia rupanya belum menyerah juga. Tapi semuanya sudah terlambat. "Jangan mengejarku, aku akan pergi ke Australi." Belum sempat Ibam menyanggah pernyataan Nadin, tiba-tiba muncul perempuan setengah baya dengan wajah teduh, entah dari mana. Ibam yang sedari tadi bernafsu mengejar Nadin seketika tercengang. Tubuhnya bergemetar hebat. Keringatnya bercucuran dari segala arah, wajahnya menyimpan rasa takut. Pun dengan Nadin, ia juga terkejut dengan kehadiran perempuan setengah baya itu. "Nadin, ayo kita berangkat, papa sudah lama menunggu. " Ujar si perempuan setengah baya lembut. ' "Baik Ma," Nadin menjawab ragu, atau mungkin getir. Entah kenapa Ibam hanya terdiam. Ia berhenti memelas pada Nadin, mulutnya seakan terkunci. Lalu Nadin berjalan perlahan meninggalkan Ibam tanpa pamit. Nadin harus melanjutkan hidupnya, meski harus menyimpan rahasia seumur hidupnya, tentang pertemuan Ibam dan perempuan setengah baya itu di sebuah hotel tempo hari. Ia harus menjaga rahasia. Semuanya sudah terlambat. Nadin tak sanggup lagi, ia harus pergi.